B U K I T T I N G G I
detail news

13 Aug,2017 12:08

Bulan Juli 2017 Kota Bukittinggi Inflasi sebesar 0,09 persen

Pada bulan Juli 2017 di Kota Bukittinggi terjadi inflasi sebesar 0,09 persen. Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Daerah Kota Bukittiggi Yuen Karnova saat memimpin  rapat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Bukittinggi, Kamis (10/8) di ruang rapat utama Balaikota Bukittinggi.

Disampaikan Sekda Yuen bahwan penyebab inflasi ini karena adanya peningkatan indeks pada empat kelompok pengeluaran yakni; kelompok bahan makanan sebesar 0,19 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,18 persen, kelompok perumahan, air, gas, listrik dan bahan bakar sebesar 0,05 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 1,12 persen. Selanjutnya terjadi penurunan indeks pada tiga kelompok pengeluaran yaitu; kelompok sandang sebesar – 0,08 persen, kelompok kesehatan sebesar – 0,01 persen dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar – 0,05 persen, jelasnya.

Selanjutnya ditambahkan,  laju inflasi tahun kalender kota Bukittinggi sampai dengan bulan Juli tahun 2017 sebesar -0,32 persen.  Artinya terjadi deflasi yang berarti ekonomi tidak sedang bergairah, ini akan menjadi masalah besar bila pertumbuhan ekonomi tetap seperti ini. dan untuk laju inflasi year on year (Juli 2017 terhadap Juli 2016) sebesar 2,06 persen, tambahnya.

Pada bulan Juli 2017 dari 82 kota Indeks Harga Konsumen (IHK), 59 kota mengalami inflasi dan 23 kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di kota Bau Bau sebesar 2,44 persen dan terendah di Kota Maulaboh sebesar 0.01 persen. Deflasi tertinggi terjadi di Kota Merauke sbesar -1,50 persen dan terendah di Kota Metro dan Kota Probolinggo sebesar -0,07 persen. Sedangkan Kota Bukittinggi menduduki posisi ke 13 di Pulau Sumatera dan urutan ke 51 dari seluruh Kota diIndonesia yang mengalami inflasi.

Sementara itu Mukhlis Kepala BPS Kota Bukittinggi mengatakan bahwa beberapa kooditas yang mengalami kenaikan harga selama bulan Juli 2017 antara lain : Bawang merah, Belut, Ikan dencis, Bimbingan Belajar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Dasar, Ketimun, Tomat Sayur, Rokok kretek filter, ikan Tongkol dan komoditas lainnya. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga selama buan Juli 2017 dikatakan yakni : Jengkol, Bawang putih, Kendaraan carter/rental, Petai, Apel, Angkutan Antar Kota, Jeruk, Emas Perhiasan dan kooditas lainnya.

Sedangkan menurut kepala Bulog Kota Bukittinggi, untuk 4 bulan kedepan stok cukup diantaranya perediaan Gula, Bawang putih, serta beras Sokan dan Anak Daro, ujarnya.

Disampaikan Asisten II Ismail Johar saat ini diketahui begitu jauh selisih jumlah pencatatan pada masing – masing instansi pada komoditi yang sama, seperti pada Badan Pusat Statistik, Dinas Pertanian dan Dinas Perdagangan masing – masingnya berbeda – beda. Untuk itu kedepannya dalam pencatatan atau survey perlu disamakan, ulasnya.

Rapat TPID ini dihadiri oleh Wakil Walikota, Sekda, Asisten II, Ka.Bulog, Ka.BPS serta Tim TPID Kota Bukittinggi. (ylm)