B U K I T T I N G G I
detail news

24 Feb,2016 00:02

BPR Jam Gadang Tahun Buku 2015 Lampaui Target

Sampai saat ini Bukittinggi baru memiliki dua Badan Perkreditan Rakyat. Yaitu BPR Jam Gadang dan BPR Aur. BPR Jam Gadang termasuk yang cukup tua. Sejak mulai didirikan 10 tahun yang lalu, BPR Jam Gadang telah memiliki 1300 nasabah. Selasa (23/02), BPR Jam Gadang melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di Jalan Sukarno Hatta yang dihadiri langsung Walikota Bukittinggi H. M. Ramlan Nurmatias, SH. Kehadiran Wako itu adalah sebagai wakil pemegang saham pengendali dari Pemko Bukittinggi.

Tuanku Rismaidi selaku Ketua pendiri BPR Jam Gadang menuturkan, kehadiran BPR Jam Gadang ini adalah untuk menjawab tantangan Kota Bukittinggi. Saat didirikan itu belum ada lembaga keuangan yang ada yang mewakili lima Kerapatan Adat Nagari (KAN). Keresahan 24 ninik mamak itu dijawab Walikota Bukittinggi saat itu yaitu Drs. H Djufri dengan mendirikan lembaga keuangan nagari berbentuk bank berupa BPR Jam Gadang. Dalam proses satu tahun terbitlah izin PT. BPR Jam Gadang. Itu semua tidak terlepas dari dukungan banyak pihak. Saat ini Tuanku Rismaidi berharap cita-cita pendiri awal tidak melenceng dalam perjalanannya. Prioritas BPR adalah memperhatikan anak nagari dismping seluruh masyarakat kota Bukittinggi. Tuanku Rismaidi pun berharap ada penambahan modal dari berbagai pihak agar ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang lembaga perbankan adapat terpenuhi dan BPR kita pun berumur panjang.

Sementara Walikota Bukittinggi H. M. Ramlan Nurmatias, SH mengatakan BPR adalah aset nagari yang perlu kita perhatikan. Sesuai ketentuan memang modal harus ditambah, tentu perlu kita usahakan. Ramlan akan berusaha mengajak beberapa kawan-kawan untuk mau menanamkan modal di BPR Jam Gadang. Karena kunci besarnya hasil uang yang kita putar adalah dari modal yang besar. Kunci pengembangan BPR adalah banyaknya tenaga kelapangan. Ramlan berharap BPR Jam Gadang dapat berkembang lebih besar. Dengan tingkat kemacetan 1,3 % masih di bawah normal, kalau bisa kemacetan itu dapat lebih ditekan. Namun menurut Ramlan, BPR Jam Gadang harus punya kantor yang lebih representatif. Paling tidak beli tanahnya dulu. Pemko Bukittinggi berniat memprioritaskan penataan pasar bawah. Kalau bisa BPR bisa berada langsung di Bawah Pasar, sehingga lebih dekat kepada konsumen.

Ramlan menegaskan, berikan pinjaman kepada masyarakat untuk berusaha. Tapi betul-betul untuk usaha. Dengan dibantu BPR, usaha masyarakat itu dapat bertambah. Usahakan jangan memberi pinjaman kepada masyarakat beresiko. Seperti untuk membayar pinjaman atau untuk mabuk-mabukan.

Direktur BPR Jam Gadang Dewi Fitria, SE mengatakan seluruh kegiatan BPR dengan maksud membantu dan mendorong pengusaha ekonomi lemah yang langsung menyentuh masyarakat kecil terutama untuk usaha produktif. Kantor BPR saat ini lanjut Dewi ada dua buah, selain dijalan soekarno hatta juga ada di Pakan Labuah. Jumlah karyawan 17 orang. Sampai saat ini jumlah modal disetor mencapai RP. 1.060.200.000,-. Pemegang saham mencapai 105 orang/ badan. Total aset yang telah tercapai oleh BPR Jam Gadang untuk tahun buku 2015 adalah sebesar Rp. 12.628.093,- atau 120% dari rencana kerja yang dianggarkan Rp. 10.528.956,-, kredit Rp. 8.761.952,- atau 122% dari rencana kerja Rp. 7.181.602,-, simpanan Rp. 10.748.227,- atau 123% dari rencana kerja yang ditetapkan Rp. 8.767.522,-. Dengan perolehan laba sebelum pajak Rp. 289.863,- atau 100,30% dari target yang direncanakan. (fika/kominfo)