B U K I T T I N G G I
detail news

22 Nov,2016 15:11

Manajemen Emosional dan Kesombongan Intelektual

Oleh : Dodi Andresia, S.A.P

Analis Kepegawaian Kota Bukittinggi

 

Manajemen Emosional

Secara etimologi Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur sedangkan emosional mempunyai kata dasar yaitu emosi yang mempunyai makna yang berhubungan dengan perasaan seseorang.

Daniel Goleman (2002 : 411) mengatakan bahwa emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis serta serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Dalam realitanya sering dijumpai bahwa Emosi dan Suasana hati berdampak besar terhadap perilaku seseorang berupa tindakan positif maupun tindakan negatif.

Manajemen Emosional adalah salah satu bentuk mengelola emosi, perasaan  yang akan berkaitan dengan tingkah laku seseorang, Pemicu emosi biasanya berasal dari pikiran, baik itu pikiran positif maupun negatif yang muncul dari lingkungan eksternal maupun pola-pola pemikiran internal yang tidak disadari. emosi dalam bentuk positif dapat dilihat sebagai bentuk perasaan senang, bahagia, dan emosi negatif dapat berupa kebencian, perasaan marah dan kesombongan. Setiap perasaan yang muncul akan mempengaruhi tingkah laku seseorang dan perlunya mengontrol emosi baik itu emosi positif ataupun negatif.

 

Kesombongan Intelektual

Kesombogan berasal dari kata sombong (Bahasa Inggris Pride, Bahasa Latin Superbia) merupakan suatu perasaan atau emosi dalam hati yang dapat mengacu pada dua makna umum. Dalam konotasi negatif biasanya mengacu pada perasaan meningkatnya status atau prestasi seseorang, seringkali disebut “Keangkuhan”. Mereka yang mempunyai sifat sombong  cendrung tidak mempunyai atau menjalin menjalin hubungan yang stabil dengan orang lain.

Intelektual dalam Kamus besar bahasa Indonesia mempunyai arti sebagai /inteléktual/ cerdas, berakal, dan berpikiran jernih berdasarkan ilmu pengetahuan.  menurut pendapat ahli David Wechsler (dalam Saifuddin Azwar, 1996) mendefinisikan intelektual sebagai kumpulan atau totalitas kemampuan seseorang untuk bertindak dengan tujuan tertentu, berpikir secara rasional, serta menghadapi lingkungan secara efektif.

kesombongan intelektual ini terbentuk oleh ilmu dan kepandaian yang dimiliki sehingga  sangat sukar untuk tidak membanggakan diri dan merasa pakar dalam bidang tertentu dan oleh karena kepakarannya lantas merasa superior.

Beberapa indikator pemicu timbulnya kesombongan intelektual

  1. Memiliki pendidikan yang tinggi
  2. Memiliki keahlian dalam satu ilmu
  3. Terlalu lama dalam bidang tertentu
  4. Sering merasa pakar dalam bidang tertentu dan karena kepakarannya, mereka lantas merasa superior
  5. Memiliki ilmu yang tidak seberapa dan berpandangan sempit tetapi sudah merasa ahli dan tahu akan segalanya
  6. Menolak pandangan dan pendapat orang lain yang dianggap bodoh
  7. Senang sekali berdikte, menjelaskan, berteori dan pemaksaan pendapat
  8. Percaya diri yang berlebihan dan tidak mau menerima hal dan metode baru dari orang lain
  9. Menjadi angkuh dan sangat sombong ketika argument, ide, teori dan gagasannya tepat akan sesuatu hal yang terjadi

 

Manajemen Emosional dan Kesombongan Intelektual

Manajemen Emosional adalah salah satu langkah dalam memperbaiki, mengelola emosi atau merubah karakter seseorang yang cendrung menampilkan Kesombongan Intelektual agar memperbaiki akhlak lebih menghargai, lebih banyak mendengarkan, tidak menonjolkan pandangan pribadi serta hal-hal yang melukai perasaan orang lain khususnya karena meremehkan, dan sebagainya. Manajemen emosional lebih mengarahkan seseorang untuk belajar bersikap rendah hati dengan tidak mengklaim paling tahu dan paling benar.

Manajemen emosional meminimalisir emosi negatif  agar tidak tergantung akan kecerdasan intelektual semata. Semakin mengandalkan kecerdasan intelektual maka akan sering mengabaikan kecerdasan emosi dan dapat dipastikan akan jauh dari kesuksesan. Memberikan porsi yang seimbang antara kecerdasan intelektual dengan kecerdasan emosi atau bahkan mengedepankan kecerdasan emosi karena kecerdasan emosi akan memberi jalan kepada kesuksesan.

Keberhasilan seseorang bukan hanya faktor dari indeks prestasi (IP) bahkan predikat lulusan terbaik dari segi akademis tetapi mereka yang punya pengendalian diri, motivasi diri, tak gampang emosi, sabar, inisiatif, akan mempunyai peluang lebih besar untuk mencapai kesuksesan, mempunyai relasi dan sahabat yang banyak dan bahagia lebih mudah.

 

Referensi Bacaan