B U K I T T I N G G I
detail news

26 Aug,2016 00:08

WHEN YOU THINK OF "BUKITTINGGI", WHAT'S COMING UP IN YOUR MIND ?

Pergelutan pembenahan kota dengan segala bentuk penegakkan aturan yang membawa imbas terhadap sikap pro dan kontra dari warga kota, khususnya bagi yang terkena langsung dampak dari penegakkan Peraturan Daerah secara berangsur sudah mulai dapat diminimalisir.

Selama ini memang ada sikap menerima sekaligus mendukung dan sebaliknya ada pula sikap tidak menerima bahkan membangkang pada kebijakan yang dilahirkan.

Sadar atau tanpa kita sadari, tindakan Pemko untuk menegakkan aturan yang sudah ada saat ini telah kita lihat hasilnya. Seperti, terminal Simpang Aur Kuning sudah mulai tertata dengan baik, parkir kendaraan yang sembarangan selama ini pada beberapa titikpun saat ini tidak kita temui lagi. Unsur kemacetan arus lalu lintas sudah mulai teratasi, hak pejalan kaki secara berangsur sudah kita kembalikan, tempat pembuangan sampah sementara untuk menjaga kebersihan kotapun secara bertahap sudah diperbanyak, himbauan untuk berbudaya bersih dan tidak membuang sampah sembarangan sudah disampaikan sehingga aspek pelayanan publik untuk warga kota secara bertahap sudah dilakukan.

Begitu kompleknya permasalahan pengembalian fungsi fasilitas umum di kota wisata ini terkadang menimbulkan permasalahan baru karena banyak kepentingan pribadi dan golongan yang terpinggirkan. Diantaranya, apakah itu masalah parkir, sampah, anak jalanan, pengelolaan objek wisata dan masih banyak yang lainnya.

Siapapun pemegang tampuk pimpinan daerah, pasti tidak menginginkan warganya dirugikan dalam penyelesaian berbagai masalah yang ditimbulkan dari tata kelola pembenahan terhadap peningkatan kualitas pelayanan publik.

Dari satu sisi kualitas pelayanan publik harus kita tingkatkan agar rasa aman dan nyaman mampu kita ciptakan, apalagi kita sebagai daerah destinasi wisata nasional. Namun dibalik itu, ketika pembenahan dilakukan jajaran pemerintah kota, banyak kepentingan yang terusik, karena penggunaan fasilitas umum sudah banyak tergerus dengan kepentingan sepihak.

Bagaikan memakan buah simalakama, namun pemko telah memilih dan mengambil sikap tegas, agar kondisi itu tidak berlarut-larut. Sebab apabila kondisi itu dilakukan "pembiaran" ini akan berdampak pada kuantitas kunjungan wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.

Kalau boleh kita berjujur-jujur, siapa yang mau berkunjung ke sebuah kota yang penataan fasilitas umumnya tidak terurus dan tertata dengan apik dan rapi. Seperti fasilitas parkir yang amburadul, sampah yang berserakan, trotoar yang dipenuhi para pedagang kaki lima, objek wisata yang dikuasai oknum yang tidak memiliki lisensi dan masih banyak lagi yang lainnya.

Ketika hal ini terjadi, itu akan membawa dampak besar pada perekonomian warga kota Bukittinggi. Kalau boleh kita berkata ekstrim, hidup Bukittinggi lebih dominan dari kunjungan para wisatawan karena memang daerah kita layak jual dari sisi wisata.

Selain kota wisata, penghasilan daerah Bukittinggi juga mampu kita raup dari sektor perdagangan, melalui keberadaan Pasar Aur Kuning yang juga disebut sebagai Pasar Tanah Abang kedua di republik ini.

Nah, pertanyaan sekarang, siapa yang mau berbelanja ka Pasar Aur Kuning, ketika terminalnya tidak tertata serta kenyamanan parkir kendaraan mereka terusik dengan tarif semaunya.

Kalaulah Pemko tidak bertindak cepat dan sigap serta kondisi itu dibiarkan terus berlarut-larut, dapat kita bayangkan bagaimana arus kunjungan wisata dan kunjungan para pelaku perdagangan ke Kota Bukittinggi pada masa mendatang. Objek wisata dan pusat perdagangan bisa-bisa sepi akan pengunjung.

Untuk menepis itu semua, sangat diperlukan kesatuan pandang dan sikap dari seluruh unsur yang terkait, tidak hanya sikap bijak itu tertumpu pada Pemko Bukittinggi semata, namun yang terlebih penting perilaku kita selaku warga kota yang menopangkan kehidupan ini pada lahan wisata dan perdagangan.

Terlepas dari sikap pro dan kontra, kalau kita mau membuka mata tanpa diiringi rasa kebencian, tentunya sikap Pemko Bukittinggi dibawah semangat baru ingin melakukan perubahan kota kearah yang lebih baik, Walikota Bukittinggi Ramlan Nurmatias dengan pasangannya Wakil Walikota Irwandi semenjak mulai dilantik 17 Pebruari 2016 yang lalu secara bijak telah melakukan pembenahan dan penertiban pada berbagai sektor, walaupun pembenahan itu baru dilakukan secara bertahap, mimimal Pemko sudah memulai tetapi belum selesai.


Apabila kota sudah tertata, terbenah dengan rapi, nyaman, aman serta menyenangkan bagi para setiap pengunjung, tak dapat kita bayangkan jumlah kunjungan wisatawan dan pelaku bisnis perdagangan akan meningkat tajam pada masa mendatang.

Keinginam Ramlan Nurmatias bersama Irwandi untuk menciptakan kota wisata Bukittinggi menjadi objek wisata yang santun, ramah, aman, nyaman, tertib, indah, beretika, dan religi serta tetap mengedepankan budaya lokal tentunya membutuhkan dukungan penuh dari seluruh elemen yang ada.

Semoga pemimpin visioner masa depan kita ini, Walikota Bukittinggi Ramlan Nurmatias bersama Wakil Walikota Irwandi mampu menjadi Pemimpin Perubahan yang berjiwa bijak dan selalu mengedepankan rasa santun serta arif bijaksana tanpa harus meninggalkan sikap tegas kepada siapapun yang melanggar aturan tanpa pandang bulu.

Dan kepada warga masyarakat khususnya yang terkena sasaran pembenahan dan penertiban, dihimbau dengan kesadaran yang penuh untuk mendukung aturan yang sudah ada. Hindarilah parkir sembarangan, jangan lagi berjualan dijalanan dan trotoar serta buanglah sampah pada tempatnya. Mari bersama kita ciptakan rasa malu kalau kita melanggar aturan yang ada.

Sebenarnya Pemko hanya mengembalikan sesuatu pada tempatnya, sesuai dengan fungsi dan aturan yang sudah disosialisasikan jauh hari sebelumnya. Sebab, kalau kita "ditertibkan', berarti kita "melanggar" aturan yang sudah ditetapkan.



Sekarang saatnya lagi bagi semua para wisatawan untuk berkunjung lagi ke Bukittinggi. Saat ini Bukittinggi termasuk Terminal Simpang Aur Kuning sudah mulai tertib, kemacetan sudah dapat kita tekan, trotoar sudah dapat dijalani lagi oleh para pejalan kaki, kehidupan dunia malam nyaris setiap malam tim SK4 melakukan patroli dan bahkan razia ke berbagai sudut kota, pelataran jam gadang tidak kita temui lagi pedagang kaki lima, pengamen dipersimpangan lampu merah sudah mulai berkurang, anak-anak pengisap lem serta anak-anak muda dalam kelompok anak "punk" tidak begitu kita temui lagi, keberadaan preman diberbagai titik rawan tindak kejahatan menjadi perhatian serius dari aparat keamanan jajaran Polres Bukittinggi dibawah komando Kapolres Bukittinggi AKBP Tri Wahyudi, Sik, MH yang secara berkala terus melakukan razia preman khususnya di objek wisata dan pusat perdagangan.

Akhirnya, when you think of "Bukittinggi", what's coming up in your mind ? (Ketika anda memikirkan "Bukittinggi", apa yang akan terjadi dalam pikiran anda ? ). Jawabannya, tentu keindahan, kenyamanan, ketenangan, kesenangan, ketertiban, keramahan serta kesantunan sebagai buah dari "pembenahan" kota yang tengah berjalan saat ini, sehingga mampu menjadi modal utama dalam memacu kunjungan wisatawan pada masa mendatang. Selamat Berbenah Pak Wali......!!!! (safei/kominfo).

Berikut sengaja kami tampilkan dokumentasi, sekelumit langkah tegas yang sudah dilakukan walikota bersama wakilnya dengan tetap berlandaskan komitmen dalam membenahi kota Bukittinggi semenjak Ramlan Nurmatias bersama Irwandi memimpin kota ini. (Foto dari berbagai sumber)