B U K I T T I N G G I
detail news

21 Jul,2019 10:07

MUI Sumbar Gelar Rakorda 2019 di Bukittinggi

Dalam rangka penguatan organisasi serta menyikapi persoalan – persoalan keummatan yang terjadi di masyarakat, Majelis Ulama Indoneisa (MUI) Sumatera Barat menggelar Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) yang dibuka secara resmi oleh Wakil Ketua Umum MUI Pusat Buya Yunahar Ilyas di Hotel Dymens Bukittinggi, Jumat malam (19/7).

Terlihat hadir pada kesempatan tersebut Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, Walikota Bukittinggi Ramlan Nurmatias, Ismail Johar Asisten Ekonomi Pembangunan Setda Bukittinggi, Pimpinan Bank Indonesia Perwakilan Sumbar Wahyu Permana, Dewan Pertimbangan, Pimpinan Harian dan Ketua Komisi MUI Sumbar, Ketua MUI dan Ketua Bidang Fatwa MUI Kabuaten/Kota se-Sumbar, Kepala Bank Nagari Bukittinggi dan undangan lainnya.

Rakorda yang berlangsung pada tanggal 19 s/d 21 Juli 2019 tersebut mengusung tema “Memperkuat Peran Keummatan Dalam Kerakyatan Demi Keutuhan Bangsa” yang diikuti oleh 60 orang peserta yang merupakan Ketua MUI dan Ketua Bidang Fatwa MUI Kabupaten / Kota se-Sumatera Barat.

Walikota Bukittinggi Ramlan Nurmatias dalam sambutannya selaku tuan rumah mengucapkan terima kasih atas dipilihnya Kota Bukittinggi sebagai tempat berlangsungnya Rakorda untuk membicarakan permasalahan ummat.

“Pemko Bukittinggi mendukung program MUI, dan Pemko Bukittinggi akan selalu bersinergi dengan MUI dalam mencari solusi terhadap berbagai persoalan ummat. Melalui Rakorda ini kami berharap kepada MUI Sumbar kiranya nanti untuk dapat memberikan rekomendasi – rekomendasi kepada pemerintah daerah yang nantinya sebagai pedoman dalam pengambilan kebijakan – kebijakan mengingat tantangan kedepan dalam permasalahan ummat akan lebih besar lagi”, ujarnya.

Kemudian Ramlan juga mengatakan bahwa perhatian pemerintah Bukittingi untuk persoalan keagamaan cukup besar seperti adanya komitmen pemerintah untuk tidak adanya diskotik dan pub di Bukittinggi karena memang tidak ada manfaatnya untuk generasi muda dan selalu mendorong kegiatan-kegiatan keagamaan termasuk dalam penganggaran. kaum agama dan kaum adat di Bukittinggi turut bersama – sama memberikan pemikiran kepada Pemda, kedepan Pemda akan membangun Kantor Himpunan Dai dan juga kantor LKAAM, tambahnya.

Menurut Ketua MUI Sumbar Gusrizal Gazahar mengatakan Rakorda akan membicarakan beberapa persoalan dalam rangka penguatan organisasi dan juga masalah-masalah penting seperti langkah-langkah strategis menindaklanjuti Pengukuhan kembali Sumpah Sati Bukik Marapalam, penguatan dakwah dalam menghadapi berbagai faham yang menyimpang termasuk usaha-usaha konkrit dalam menyikapi dan mengantisipasi Islam Nusantara dan LGBT.

Gubernur Sumbar Irwan Prayitno dalam sambutannya memberikan apresiasi kepada MUI Sumbar yang telah melaksanakan Rakorda. Hal ini dianggap penting karena sebagai sarana dan media bagi organisasi dan anggotanya berkumpul untuk mensolidkan berbagai perkara dan hal – hal yang untuk ditindak lanjuti.

“Hal ini cukup penting dan diberi apresiasi, adanya Rakorda ini sebagai tanda hidupnya sebuah organisasi karena kalau tidak ada musyawarah organisasi itu dikatakan mati dan mandul dan ketuanya cendrung diktator. Sinergi antara ulama dan umaro dalam menghadapi tantangan zaman sangat diperlukan, untuk itu dengan Rakorda ini diharapkan nantinya agar menghasilkan rumusan – rumusan untuk program kerja yang realistis dan implementatif dalam penguatan peran uama untuk kemaslahatan ummat”, sebutnya.

Sementara itu Buya Prof. Yunahar Ilyas dalam sambutannya mengatakan, “dalam bermusyawarah yang dicari bukanlah kelebihan, kalau kelebihan ya disetujui saja, tetapi harus ada yang bisa mencari kelemahan, supaya nanti bebas dari segala macam kelemahan dan itulah yang diputuskan bersama", ugkapnya.

Kemudian buya Yunahar Ilyas juga mengingatkan tugas dari MUI itu adalah, pertama melindungi ummat dari aqidah, ideolgi, keyakinan yang menyimpang dan pemikiran – pemikiran yang merusak, kedua melindungi ummat dari makanan, minuman, obat – obatan, kosmetik yang haram dan yang ketiga adalah melindungi ummat dari ekonomi riba, kemudian juga melindungi ummat dari akhlak yang buruk seperti LGBT, ungkapnya.

Acara pembukaan diakhiri dengan pemberian cendramata dari MUI Sumbar yang diserahkan oleh Buya Gusrizal Gazahar kepada Gubernur Sumbar, Walikota Bukittinggi dan Buya Yunahar Ilyas. (Ylm)