B U K I T T I N G G I
detail news

27 May,2019 16:05

316 Guru Honorer Bukittinggi Terima Zakat Dari Baznas

316 guru honorer se kota Bukittinggi, menerima zakat dari Bazanas kota Bukittinggi di SMP 4, Kamis (23/05). Penyerahan zakat dilakukan secara simbolis oleh Walikota, didampingi pengurus Baznas, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta sejumlah Kepala Sekolah.

Drs. Syawaldi DT. Mangkuto Alam, Plt Ketua Baznas Bukittinggi, menjelaskan, untuk tahun ini, Baznas juga menyerahkan zakat kepada 316 guru honor SD dan SMP. Zakat tersebut, berasal dari zakat ASN di kota Bukittinggi serta sejumlah pengusaha yang ada di kota Bukittinggi.

“Setiap mustahiq nantinya mendapat Rp 400.000. Tahun ini ada 316 guru honor yang menerima zakat dari Baznas. Guru SD di kecamatan GP 99 orang, guru SD di kecamatan MKS sebanyak 80 orang dan guru di kecamatan ABTB sebanyak 63 orang. Sedangkan tingkat SMP ada 74 guru honorer yang menerima zakat dari Baznas,” papar Plt Ketua Baznas.

Baznas berharap, para guru honorer ini ekonomiya meningkat. “Sekarang masih jadi mustahiq, kedepan kita harapkan tentu menjadi muzakki, jika pendapatannya telah mencapai haul nya,” ujar DT. Mangkuto Alam.

Walikota Bukittinggi, Ramlan Nurmatias, menyampaikan, zakat yang diterima Baznas, merupakan zakat yang diserahkan oleh PNS di lingkungan pemerintah kota Bukittinggi. Zakat itu dikumpulkan oleh Baznas, sesuai aturan dan edaran dari Walikota Bukittinggi.

“Kami harapkan dana ini dimanfaatkan sesuai kebutuhan. Sehingga tentunya akan bermanfaat bagi para guru honorer dan juga keluarganya dalam menghadapi lebaran Idul Fitri 1440 H,” harap Ramlan.

Dalam kesempatan itu, Walikota juga menyampaikan, tahun ini ada 11 sekolah yang dibangun dan setiap sekolah harus memiliki mushalla yang representatif. Ini menjadi salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidkan di Bukittinggi.

“Namun demikian, peran guru sangat penting dalam peningkatan kualitas para pelajar. Sehingga memang para guru tentunya juga butuh perhatian, terutama guru honorer. Karena memang kita ketahui, guru honorer pendapatannya tidak sama dengan pegawai negeri. Namun kedepan akan ada peningkatan dengan sistem yang tengah dibahas dan dibicarakan secara bertahap,” ujar Ramlan.

Sistem yang dimaksud, pegawai negeri dan pegawai honorer, memiliki penghasilan yang sama.

“Namun bedanya hanya, untuk PNS ada pensiun, kalau honorer tidak. Pegawai honorer juga akan bisa memiliki jabatan, yang tentunya harus melalui tes. Ini masih kita kaji dulu secara mendalam, agar didapat solusi terbaik,” ungkap Walikota. (Ylm)