B U K I T T I N G G I
detail news

20 Apr,2017 12:04

Momen Kartini, Tingkatkan Emansipasi Wanita dan Perlindungan Anak

Memperingati Hari Kartini, Pemko Bukittinggi mengangkat Dialog bersama Radio Jam Gadang FM bertema peningkatan emansipasi wanita dan perlindungan anak pada Kamis (20/04) di Ruang Kerja Asisten II Setdako Bukittinggi.

Kepala Bagian Humas Setdako Bukittinggi Yuman saat membuka dialog mengatakan masalah emansipasi wanita dan perlindungan anak adalah hal yang sangat krusial saat ini. Beberapa hari yang lalu Menteri PEmberdayaan Peremouan dan Perlindungan Anak saat datang ke Bukittinggi mengatakan Perempuan yang hebat akan melahirkan anak-anak yang pintar. Maka momen hari kartini menurut Yulman menjadi momen untuk meningkatkan pengembangan kapasitas dan pemberdayaan perempuan serta perlindungan anak.

Nurhuda dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3APPKB) sebagai narasumber mengatakan Perempuan Indonesia saat sekarang sudah lebih maju, lebih cerdas. Namun Nurhuda mengharapkan perempuan tidak melupakan kodratnya sebagai ibu dan seorang isteri. Menghadapi era globalisasi, perempuan Minang sangat diharapkan tetap menjadi idola seperti perempuan Minang zaman dulu yang tetap berpegang teguh dengan adat istiadat dan Agama kita.

Berkaitan dengan perlindungan anak menurut Nurhuda, Pemko Bukittinggi selalu mensosialisasikan baik itu tentang perlindungan anak, hak anak yang harus dipenuhi, orang tua bukan ibu saja. Tidak saja kepada masyarakat dan keluarga yang bersangkutan tapi juga kepada dunia usaha dan elemen kemasyarakatan lainnya. Berkaitan dengan anak yang putus sekolah Pemko Bukittinggi telah pendidikannya lewat paket a b dan c. Sedangkan bagi remaja putus sekolah telah ada pelatihan keterampilan di dinas terkait. Nurhuda melanjutkan, yang disebut anak adalah usia 0-18 tahun, belum diberikan izin untuk menikah. Diharapkan pernikahan usia dini tidak terjadi lagi. Sejauh ini jika terjadi kasus pernikahan dini maka diusahakan menyelesaikan sekolahnya dulu baru dinikahkan.

Berkaitan dengan eksploitasi anak Indonesia telah mempunyai Undang-undang tersendiri. Dinas P3APPKB mengharapkan adanya perlindungan terpadu terhadap eksploitasi anak. Tidak saja harus ada perda dari kota Bukittinggi sendiri namun juga perlu kerjasama dari Dinas Tenaga Kerja juga.

 

Sementara Mira Rossy juga dari Dinas P3APPKB berkaitan dengan emansipasi mengatakan saat ini perempuan sudah banyak yang berkecimpung disemua bidang. Semua lini karir sudah banyak diisi kaum perempuan. Namun itu tidak terlepas didikan orang tua zaman dulu yang bagus. Karena itu perlu dilanjutkan dengan pendidikan orang tua sekarang kepada generasi muda selanjutnya yang tidak melupakan kodratnya sebagai perempuan. Pemko Bukittinggi sendiri sudah cukup banyak melaksanakan program kegiatan berkaitan degan cara asuh dan cara Didik anak yang baik. Yang pertama dilakukan adalah memperkuat perekonomian perempuan tanpa mengabaikan anak dan keluarga lewat industri rumah tangga. Juga kerjasama dengan Dasawisma dan PKK selalu digiatkan dan ditingkatkan.

Menurut Mira, sebenarnya yang diharapkan bukan emansipasi saja, tapi keadilan dan kesetaraan gender. Perempuan dan laki-laki sama-sama menikmati dan dapat mengakses semua hal tanpa diskriminasi dari laki-laki. Perempuan bisa bekerja disektor yang juga di dominasi kaum laki-laki. Seorang perempuan harus punya kemampuan dari segi ekonomi selain membantu suami dalam segi ekonomi dan tidak selalu bergantung kepada suami. Karena itu seorang perempuan harus cerdas dulu dan cakap dalam berumah tangga. Kepada wanita Bukittinggi yang rentan dari segi ekonomi dan rentan kekerasan Pemko Bukittinggi telah membrikan pelatihan Sulaman yang bisa dikerjakan dirumah sehingga tidak menggangu pengasuhan anak dan tugas rumah tangga. Jika ada perempuan Bukittinggi yang berminat silakan mencari informasi kepada Dinas P3APPKB. Dari pengalaman sejauh ini, sepertinya perempuan Bukittinggi yang telah mengikuti agak berat karena takut akan menggangu tugas rumah tangga walaupun dari segi antusias sangat tinggi. Dengan emansipasi kita lindungi anak Kota Bukittinggi.

dr. Rahmi Yenti dari Lembaga Pemerhati dan Perlindungan Anak (LPPA) mengatakan perlindungan anak harus melibatkan semua unsur, tidak saja eksekutif juga legislatif. Dari pusat sudah ada konsep perlindungan terpadu anak. Perlindungan anak tidak bisa diandalkan kepada pemerintah saja. Harus dimulai dari keluarga dan saat masih dalam kandungan. Ibu hamil jika mengalami tekanan dan stres akan membentuk anak yang susah untuk diarahkan. Karena itu kita tidak bisa membiarkan ibu hamil dengan keadaan seadanya yang membuat potensi anak tidak bisa berkembang. Setelah lahir pun harus diperhatikan apa yang diberikan kepada anak sangat menentukan tumbuh kembang anak. Saat anak berusia dini juga sangat penting.

Jika terjadi Maslah negatif seperti sodomi yang terjadi baru baru ini, Rahmi menilai penegahan dan penanggulangan harus dilakukan dari akar nya. Orang tua harus tau apa kebutuhan anak. Jangan hanya mementingkan kemauan anak saja. Dari hasil penelitian saat kandungan berusia 20 minggu, jika sang ibu mengalami tekanan dan kekerasan maka tumbuh kembang anak akan terganggu. Apalagi jika penekanan dan kekerasan dalam pengasuhan anak tetap diteruskan maka anak tidak akan berkembang optimal.

Berkaitan dengan isu penculikan anak saat ini Rahmi menyarankan harus dimulai pengawasan dari keluarga. Orang tua harus memberikan pemahaman kepada sang anak apa apa hal yang di waspadai dan cara menyelamatkan diri sendiri.

Rahmi mengatakan Kartini tidak saja mengutamakan emansipasi wanita saja tapi Kartini menyadari seorang wanita harus memiliki kecakapan dan kemampuan yang bagus dalam mengelola rumah tangga. Bukan berarti seorang wanita harus setara ataw melebihi seorang laki-laki namun seorang wanita harus punya bekal dalam berumah tangga baik ekonomi maupun kecakapan pribadi sehingga tidak dianggap rendah dari laki-laki.

Anak diperlakukan sebagai raja bukan berarti semua kehendak anak harua dituruti tapi tempatkan sesuai tempatnya. Seorang ibu harus menjadi wanita yang hebat. Segala kondisi dan kebutuhana nak ibu harus tau. Kapan saatnya anak harua dimahari atau harus diberi pujian. Pada Peringatan Hari Kartini Rahmi mengajak para ibu untuk merenung sudahkah keluarga kita kuat, sudahkah ibu sudah menjadi ibu hebat dan cerdas sehingga melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas.  (fika)