B U K I T T I N G G I
detail news

27 Jan,2016 00:01

Revolusi Mental Bukan Slogan, Pusdiklat Gelar Diklat

Bukittinggi--Revolusi mental, bukanlah sesuatu yang bersifat seremoni, atau dadakan, melainkan gerakkan seluruh rakyat bersama pemerintah untuk memperbaiki karakter bangsa menjadi Indonesia lebih baik.

“Revolusi mental bukan pula jargon atau slogan, tapi aksi, aksi dan aksi,” ungkap Mendagri Tjahyo Kumolo melalui amanat tertulis disampaikan kepala BPSDM Kemendgari, La Ode Muhamad Salmar ketika membuka diklat teknis revolusi mental bagi jajaran pemerintah daerah se Sumatera, Senin (25/1).

Saat ini revolusi mental memang masih tahap dikenalkan pada seluruh masyarakat sampai pelosok. Intinya, pemerintah harus lebih melayani, menegakkan hukum. Pengusaha mesti lebih kreatif menghasilkan produk nasional yang bersaing dengan barang luar, sehingga bangsa Indonesia jadi mandiri. Sementara, masyarakat umum mesti bangkit mengubah kebiasaan buruk, seperti buang sampah sembarangan, tidak bisa antre, termasuk mengubah sikap saling benci antar golongan.

La Ode Salmarpun mengajak pemerintah, dunia usaha dan masyarakat bergandengan tangan membentuk konsorsium mengusung aksi bersama dari pusat sampai tingkat lokal. Sebab, revolusi mental merupakan kebangkitan nasional bangsa untuk melepaskan dari dari jebakan degradasi mental. Revolusi mental momentum untuk perubahan.

Diklat teknis di aula Pusdiklat Kemendagri Regional I Bukittinggi diikuti 120 peserta terdiri para kepala badan kepegawaian daerah (BKD) dari berbagai daerah di Sumatera. Peserta selama enam hari disuguhi materi oleh narasumber yang berkompeten. Diklat bertujuan mewujudkan Aparat Sipil negara (ASN)  yang melaksanakan revolusi mental  dan melakukan gerakan revolusi bagi komponen bangsa.   


Sasaran ke depan, menurut Kapusdiklat Kemendagri Regional Bukittinggi DR. H. Suroyo dalam laporannya, masing-masing peserta yang diutus daerah sebagai peserta diklat tersebut, mengembangkan materi di lingkungannya. Artinya, diklat teknis yang diselenggarakan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kemendagri hendaknya dapat pula dilaksanakan di daerah.

Pusdiklat Regional I Bukittinggi mendapat kepercayaan pelaksanaan diklat revolusi mental yang dicanangkan Presiden Jokowi. Jika hal itu sukses nantinya, sebut Suroyo, kegiatan serupa bakal digelar pada tiga Pusdiklat lainnya masing-masing regional II Bandung, Regional III Yogjakarta dan Regional IV Makasar. 

Khusus Kota Bukittinggi mengikutkan H. Yollis Andri, M.Pd, Kepala BKD. Yollis berjanji bakal mengikuti diklat teknis dengan baik, sehaingga dapat menyerap berbagai informasi dan hal-hal penting berkaitan program pemerintah tentang revolusi mental khususnya dan juga gerakan nawacita pada umumnya. “Kitapun akan coba mengembangkan lagi di lingkungan pemko Bukittinggi nantinya,” tutur Yollis menambahkan. (hi)