B U K I T T I N G G I
detail news

07 Apr,2016 00:04

Tidak Benar Main Pakuak di Los Lambuang

Menanggapi pemberitaan Koran Padang Selasa (05/04) bertajuk “Pengunjung Merasa Diperas, Harga Makanan di Bukittinggi Termahal buat Pengunjung ‘Tapakaiak’” dan berita di Koran yang sama edisi Rabu (06/04)berjudul “Makan dan Belanja di ‘Kota Wisata’ Kini Tidak Nyaman Lagi.” Maka Kamis (07/04) Kadis Pengelolaan Pasar Elvis Syahri Munir, Kadis Koperindag M. Idris beserta Kabag Humas-Setdako Bukittinggi Yulman dengan membawa serta beberapa wartawan turun langsung ke lapangan.

Dari hasil penelusuran itu, terbukti bahwa berita itu tidak benar. Kabag Humas Setdako Bukittinggi Yulman mengatakan, “Dari pengakuan delapan pedagang Nasi Kapau di seputaran Los Lambuang saat kami temui mengatakan bahwa tidak pernah ada konsumen dari Pekanbaru yang makan di tempat mereka dan ‘Dipakuak’ sebesar Rp. 600 ribu. Sumber kabar bohong itu tidak jelas dan tidak dapat dipertanggung jawabkan”. “Mereka pun tidak tahu menahu kenapa sampai tersebar kabar tidak benar itu”, lanjutnya. Menurut mereka telah ada standar untuk satu porsi Nasi Kapau di sana. Jika makan satu porsi dengan satu lauk harga standarnya Rp. 25 ribu. Jika dua lauk maka harga standar tertinggi adalah Rp. 45 ribu.

Tidak masuk akal rasanya jika memang ada tiga konsumen makan dengan satu lauk dan tiga teh botol lalu dikenai bayaran Rp. 600 ribu. Sebagai pedagang nasi khas Bukittinggi tentu saja para pedagang Nasi Kapau itu merasa geram dan sangat mengecam pemberitaan tersebut. Karena dengan pemberitaan tidak baik itu otomatis akan merugikan usaha mereka. Mereka pun serempak memohon untuk tidak lagi menyebarkan kabar bohong tersebut.

Sementara saat dikonfirmasikan kepada wartawan yang menulis berita tersebut, wartawan yang bersangkutan mengakui kalau berita itu berasal dari isu-isu yang berkembang dari mulut ke mulut dipasar beberapa waktu yang lalu. Kebetulan ada seseorang yang curhat kepadanya bahwa ada isu pengunjung Nasi Kapau yang kena ‘Pakuak’. “Hal ini perlu diluruskan. Karena terbukti bahwa isu itu tidak benar. Wako Ramlan pun saat pertemuan dengan pengusaha hotel, restoran dan rumah makan se Kota Bukittinggi pada Senin 28 Maret lalu dengan tegas meminta semua rumah makan untuk memasang tarif yang jelas. Agar masyarakat dan pengunjung yang akan berwisata ke Bukittinggi tidak tertipu lagi”, tutup Yulman. (fika/kominfo)