B U K I T T I N G G I
detail news

24 Oct,2018 13:10

Pasa Ateh Dibangun Kembali, Komitmen Pemerintah Pulihkan Ekonomi Masyarakat

Sejak Oktober 2017 lalu, pemerintah kota Bukittinggi sangat konsen untuk melakukan pembangunan Pasa Ateh. Hal ini diupayakan karena memang, Pasa Ateh menjadi salah satu sentral ekonomi masyarakat Bukittinggi dan juga menjadi pusat perbelanjaan setelah Pasar Terminal Aur di kota Wisata ini.

Beberapa hari pasca kebakaran, Pemko dan DPRD bersama unsur Forkopimda Bukittinggi langsung berpikir dan mengambil tindakan cepat untuk membangun penampungan yang representatif. Upaya itu bukan berjalan dengan mulus, tapi masih banyak gonjang ganjing dan penolakan terhadap keinginan pemko untuk membangun penampungan di Jalan Perintis Kemerdekaan. Akhirnya pemko menerima masukan pedagang untuk membangun penampungan di lokasi Parkiran depan Masjid Raya, Pasar Putih, Pasar Wisata dan juga Belakang Pasar.

Karena di akhir tahun anggaran, tentu tidak banyak dana daerah yang bisa digunakan untuk pembangunan penampungan. Walikota dan Wakil Walikota langsung gerak cepat untuk menggaet pihak ketiga, seperti BUMN, BUMD, Baznas, Organisasi Kemasyarakat, Komunitas dan sejumlah pihak lain untuk terlibat dalam pembangunan penampungan.

Alhasil, sejumlah bantuan masuk sehingga penampungan berhasil dibangun sesuai dengan jumlah pedagang korban dan pedagang yang terdampak dari kebakaran Pasa Ateh. Tidak main-main, penampungan yang dibangun, merupakan penampungan yang sangat representatif dan nyaman ditempati pedagang serta dikunjungi pembeli.

Tidak sampai disitu saja, Walikota Bukittinggi secara intens berkoordinasi dengan pemerintah pusat, untuk menggaet dana APBN dalam rangka pembangunan kembali Pasar Atas. Komunikasi yang dibangun mendapat respon positif dari Kemetrian terkait. Pusat pun bersedia menggelontorkan dana sebesar Rp 292 milyar lebih untuk pembangunan kembali Pasa Ateh.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan penandatanganan kontrak bersama, pekerjaan pembangunan Pasa Ateh Bukittinggi antara PPK Pelaksanaan Satker Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Sumatera Barat dengan Direktur Utama PT. Brantas Abipraya (Persero) KSO PT. Penta Rekayasa. Saat penandatanganan kotrak, Kementrian PUPR meminta pekerjaan salah satu jantung ekonomi warga Bukittinggi ini harus dilakukan dengan cepat dan kualitas yang baik.

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, menjelaskan, awal kerjasama sinergi antar lembaga ini sesuai yang diperintahkan Presiden Joko Widodo. “Kami ingin para mitra, bisa membangun dengan baik dan memberi contoh kepada pelaksana di daerah. Bagaimana melakukan pembangunan yang baik sesuai kaidah, sehingga jadi contoh, salah satunya, untuk K3-nya (kesehatan dan keselamatan kerja),” jelasnya saat penandatangan kontrak di ruang Pendopo Gedung Cipta Karya Kementerian PUPR Republik Indonesia, Jalan Patimura Kebayoran Baru Jakarta Selatan, Senin (20/08) lalu.

Sementara itu, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita pun berharap pembangunan pasar tersebut bisa diselesaikan tepat waktu agar perekonomian masyarakat kembali cepat bergerak. Bahkan, konsep bangunan Pasa Ateh nantinya, akan menjadi percontohan di Indonesia. “Pasa Ateh Bukittinggi akan dibangun dengan konsep green building atau gedung hijau. Dimana, Pasa Ateh akan menjadi percontohan pasar di Indonesia,” ungkapnya.

Ground Breaking Pembangunan Kembali Pasa Ateh

Setelah melalui proses, akhirnya, ground breaking pembangunan Pasa Ateh dilaksanakan, Senin (22/10). Pelaksanaan ground breaking itu, dilakukan langsung oleh Walikota bersama unsur Forkopimda, Pimpinan DPRD Bukittinggi, dihadiri Satker Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Sumatera Barat, Mantan Walikota, H. Djufri dan H. Ismet Amzis, Tokoh Masyarakat, Sekda, Kepala OPD, Niniak Mamak, Bundo Kanduang dan sejumlah tamu undangan lainnya.

Satker Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Sumatera Barat, Gatot Joko Sungkawa, menjelaskan, proyek ini sudah dikontrak sejak 20 Agustus 2018. Dalam prosesnya, pembangunan Pasa Ateh menggunakan metode design and build, menggunakan dana APBN kementrian Pekerjaan Umum sebesar Rp 292 milyar lebih.

“Target kita akhir Desember 2019 selesai dan diserahkan kepada pemerintah kota Bukittinggi. Pasa Ateh dibangun empat lantai, didesain dengan persyaratan tekhnis keamanan yang mumpuni. Pasa Ateh juga dibangun dengan konsep Green Building yang hemat energi, aman dari bencana, nyaman, sehat bagi pedagang dan pengunjung serta dapat memfasilitasi seluruh lapisan masyarakat termasuk para penyandang disabilitas,” jelasnya.

Gatot Joko Sungkawa menambahkan, Pasa Ateh dibangun empat lantai, dengan 834 kios dan 315 los. Dilengkapi food court pada bagian roof top dan memnag akan menjadi pasar percontohan di Indonesia.

Direktur Operasi II Abipraya – Penta KSO, Widyo Praseno, menyampaikan, selalu kontraktor pelaksana pihaknya menyampaikan terima kasih atas kepercayaan untuk pembangunan kembali Pasa Ateh. Ia juga menyampaikan, meskipun target kontrak harus selesai pada Desember 2019, pihaknya akan upayakan percepatan pembangunannya hingga Oktober 2019. Sehingga pasar nantinya dapat segera dimanfaatkan.

“Bangunannya berintegrasi dengan Jam Gadang. Pasar Atas diharapkan dapat menjadi destinasi wisata belanja bagi warga Bukittinggi, apalagi bagi wisawan lokal dan mancanegara. Bangunan Pasar Atas didesain dengan konsep Green Building Madya, yang harus memenuhi unsur reuse, reduce dan ricycle,” jelasnya.

Lebih lanjut, Widyo menerangkan, desain Pasa Ateh tidak terlalu banyak menggunakan listrik, sirkulasi udara dibuat semaksimal mungkin sehingga tidak perlu memakai AC dan penggunaan listrik dapat dihemat.

“Terima kasih atas kepercayaan kepada kami. Kami berharap dukungan dari seluruh pihak terkait, dalam suksesnya pembangunan Pasa Ateh. Sehingga target yang diberikan dapat tercapai, bahkan dapat diselesaikan dengan cepat,” ujarnya.

Ketua LKAAM Bukittinggi, H. S. DT. Palang Gagah, atas nama masyarakat Bukittinggi, mengapresiasi upaya pemerintah kota dalam membangun kembali Pasa Ateh yang menjadi kebanggan warga kota Bukittinggi. Warga pun berterima kasih atas perhatian dari pemerintah pusat yang telah menganggarkan dana untuk pembangunan ini.

“Hari ini hari bersejarah. Karena masyarakat saat ini bisa menjadi saksi sejarah pembangunan kembali Pasa Ateh. 22 Oktober 2018 tercatat dalam lembaran sejarah Bukittinggi sebagai tanggal pembangunan kembali Pasa Ateh,” ungkap DT. Palang Gagah.

Ketua LKAAM melanjutkan, peristiwa Oktober dan November 2017 lalu, memang meninggalkan luka mendalam bagi masyarakat dan pemerintah kota. Karena pada saat itu, dua pusat ekonomi Bukittinggi, Pasa Ateh dan Pasa Aua, terbakar. Namun dengan kesigapan pamerintah bekerjasama dengan masyarakat serta dukungan berbagai pihak, Pasa Aua dapat segera dibenahi dan Pasa Ateh dapat dibangun kembali.

“Kami atas nama masyarakat Bukittinggi berterima kasih kepada pemerintah kota atas upaya keras yang telah dilakukan untuk menyelamatkan ekonomI masyarakat. Dan terima kasih kepada pemerintah pusat yang telah membantu melalui dukungan dana yang telah dianggarkan untuk pembangunan kembali Pasa Ateh. Kami mengimbau kepada masyarakat untuk bersama-sama mendukung pembangunan yang dilaksanakan pemerintah kota Bukittinggi,” ujar H. S. DT. Palang Gagah.

Sementara itu, Walikota Bukittinggi, Ramlan Nurmatias, sangat bersyukur atas telah dimulainya pembangunan kembali Pasa Ateh yang sudah dinanti-natikan masyarakat. Pembangunan ini memang merupakan hasil kerja keras bersama dan dukungan masyarakat. Karena sangat jarang pemerintah daerah mendapat dukungan penuh dari pusat dengan anggaran ratusan milyar rupiah ini.

“Berbagai upaya telah diusahakan dan rutin menjalin komunikasi dengan pusat. Alhamdulillah, berkat kerja keras dan dukungan serta doa masyarakat semua, pemerintah pusat bersedia menganggarkan dana sebesar Rp 292 milyar rupiah. Sehingga hari ini dilaksanakan peletakan batu pertama atau Ground Breaking,” ungkap Ramlan.

Pekerjaan akan berlangsung 1×24 jam dengan sistem 3 shift. Hal ini dilakukan agar pekerjaan dapat segera diselesaikan. Memang dari kebakaran Pasa Ateh Oktober 2017 lalu, terdapat 763 pedagang yang menjadi korban dan 466 PKL terdampak. Untuk itu, akan kita bangun Pasa Ateh dengan empat lantai, 834 kios dan 315 los. Bagian basement dibangun untuk dapat menampung 234 kendaraan roda empat.

“Bangunan harus dibangun dengan sistem ramah atau anti gempa. Sistem pembangunan Green Building, semua pertokoan menghadap ke dalam dan tidak ada menghadap keluar. Semua harus rapi dan tertib. Atas nama pemerintah daerah dan masyarakat Bukittinggi, kami berterima kasih kepada pemerintah pusat yang telah memberikan perhatian serta kepedulian kepada Bukittinggi. Kami juga mohon kepercayaan dan dukungan dari pedagang serta masyarakat dalam pembangunan Pasa Ateh ini,” ujar Walikota.

Wakil Ketua DPRD Bukittinggi, H. Trismon didampingi Yontrimansyah serta Ketua Komisi II DPRD, Asril, mengapresiasi upaya keras dari pemerintah kota dalam mengupayakan pembangunan kembali Pasa Ateh. Bahkan, luar biasanya sampai dikucurkan dana dari pemerintah pusat.

“Kita apresiasi dan dukung penuh pemerintah daerah karena pembangunan kembali Pasa Ateh tentu sulit dibangun dengan APBD. Namun dengan kerja keras Walikota bersama seluruh unsur pemerintah daerah, pekerjaan ini dapat dibiayai dengan APBN. Kita berharap prosesnya berjalan lancar, selesai dengan segera dan dapat dimanfaatkan masyarakat khususnya pedagang,” pungkasnya.

Ground Breaking atau pelatakan batu pertama Pasa Ateh, dilakukan oleh Walikota bersama unsur Forkopimda, Pimpinan DPRD Bukittinggi, Satker Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Sumatera Barat, Mantan Walikota, H. Djufri dan H. Ismet Amzis, Tokoh Masyarakat. Pembangunan ditandai dengan penekanan bel tanda dimulainya Ground Breaking serta penandatanganan prasasti oleh Walikota Bukittinggi. (Ylm)