B U K I T T I N G G I
detail news

17 Jul,2018 20:07

Atasi Dampak Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi, Pokja Dibentuk

Sekretaris Daerah Kota Bukittinggi Yuen Karnova, melantik Kelompok Kerja Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Kota Bukittinggi periode 2018-2023 di Hall Badan Keuangan Bukittinggi, Selasa (17/7)

Ketua Panitia drg. Salvi Raini melaporkan Upaya Imunisasi telah terbukti secara medis efektif dalam mencegah infeksi dan kematian akibat penyakit menular. Upaya imunisasi juga merupakan hal penting dalam upaya pengendalian dan pemberantasan penyakit sehingga penularan penyakit menjadi lebih jarang atau bahkan diberantas dari lingkungan masyarakat. Meskipun demikian, masih ada sedikit peluang muncul suatu kondisi atau reaksi tubuh setelah imunisasi yang banyak dikhawatirkan orang. Hal itu dikenal dengan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).

KIPI adalah suatu reaksi tubuh seseorang yang tidak diinginkan yang muncul setelah pemberian vaksin. KIPI dapat terjadi dengan tanda atau kondisi yang berbeda-beda. Mulai dari gejala efek samping ringan hingga reaksi tubuh ynag serius seperti analfilaktik terhadap kandungan vaksin. KIPI tidak selalu terjadi pada setiap orang yang diimunisasi. Munculnya gejala ringan cendrung lebih sering terjadi gejala dibandingkan reaksi radang atau alegri serius terhadap vaksin.

KIPI ringan bersifat lokal dapat berupa rasa nyeri, kemerahan dan pembengkakan di area tubuh yang mengalami infeksi setelah diberi imunisasi. Jika mengalami KIPI yang serius maka penanganan KIPI kemungkinan memerlukan pengawasan medis dari tenaga kesehatan untuk segera dilaporkan dan obati segera sesuai gejala KIPI yang muncul. Karena KIPI merupakan kajian medic yang terjadi setelah imunisasi dan diduga berhubungan dengan imunisasi, maka perlu pengakajian dari tim ahli yang independen untuk menilai apakah ada kaitan dengan imunisasi atau tidak.

Dibentuklah Kelompok Kerja KIPI Kota Bukittinggi dalam rangka peningkatan mutu program imunisasi sebagai upaya peningkatan pengawasan dan penanggulangan terhadap semua kejadian KIPI yang terjadi di Kota Bukittinggi. terdiri dari tim independen yang beranggotakan dokter spesialis dan professional lainnya serta lintas sector terkait yang akan melakukan analisis, klasifikasi, klarifikasi dan penanggulangan KIPI yang terjadi di Bukittinggi.

Selain pelantikan, hari ini juga dilakukan Sosialisasi Manajemen KIPI dan Sosialisasi Kampanye dan Introduksi Imunisasi Measles Rubella (MR) dengan narasumber Subdin Imunisasi Kemenkes RI Hakimi, SKM, MSc, Ketua Komda KIPI Propinsi Sumbar Rinang Meliko, Spa dan Spesialis Farmakologi Rumah Sakit Khairul Amal, SSi, Apt. SPfkg. Pokja Pengkajian dan Penanggulangan KIPI Kota Bukittinggi Periode 2018-2023 yang dilantik hari ini berjumlah 70 orang.

Sementara Sekretaris Daerah Kota Bukittinggi Yuen Karnova dalam sambutannya mengatakan, pengetahun masyarakat tentang kesehatan masih harus ditingkatkan. Pemahaman masyarakat tentang gejala-gejala klinis dan dampak ikutan dari suatu tindakan medis masih harus diberikan penyadaran secara kontiniu. Yuen menilai Pokja KIPI ini perlu sekali, untuk menjamin jika terjadi kasus atau keluhan setelah pemberian imunisasi dapat segera ditangani dengan maksimal dan dilakukan analisis dan kajian terhadap kasus tersebut. Karena pada dasarnya KIPI bisa disebabkan oleh reaksi terhadap vaksin itu sendiri dan bukan dari vaksin, atau memang anak tersebut sudah ada penyakit sebelumnya.

Karena itu Yuen berharap sebelum imunisasi dilakukan dapat diberikan sosialisasi kepada masyarakat, terutama imunisasi MR yang akan dilaksanakan Agustus dan September nanti. Sehingga setelah imunisasi tidak ada rasa ragu dan keluhan lagi berkaitan dengan KIPI. Kita berharap kita terbebas dari berbagai macam penyakit, terutama penyakit-penyakit yang menjadi kejadian luar biasa. (Ylm)